28 Oktober 2007

Well Come For Kematian

Well Come For Kematian

Oleh : Riwayat

Ketika teman saya mengunjungi ulama di salah satu pesantren di Jawa Timur, yangkebetulan pada waktu hamper masuk waktu salat asar, kemudian teman saya pergi mengambil wudhu lalu salat tahiyatul mesjid, sambil menunggu salat di mulia teman saya itu duduk di shaf paling depan, meskipun ia masih muda ia tidak peduli, karena ia meyakini bahwa siapa yang datang duluan untuk mengerjakan salat jamaah, maka harus memenuhi shaf paling depan, dan kalau itu dilkukan akan mendapat pahal yang besar dan keutamaan dari Allah. Setalah adzan selesai, muadzin iqamah dan salat pun telah dilakukan, yang imamnya adalah ulama yang disegani dan berwibawa di pesantren tersebut.

Kemudian, teman saya meneruskan pengalamannya, setelah selesai salat dan telah berdzikir dan berdoa ia berhenti sejenak di dalam masjid. Dan pada waktu itu seperti biasa di adakan diskusi umu di dalampesantren tersebut yang diikuti oleh semua santri. Pada waktu itu ulama tersebut/kiai tersebut memberi wejangan tentang berbagai hal terutamamasalah kehidupan di dunia hingga hal-hal keakheratan, nah setelah kiai tersebut selesai memberi tausiyah, ada salah seoarng santriyang bertanya kepada kiai tersebut,”Kiai. Apakah kiai siap jika setelah ini kiai kembali kepada Allah? Sedangkan Kiai masih mempunyai anak kecil, dan banyak santri, apakah Kiai ikhlas? Kemudian Kiai tersebut dengan tenang, dengan suar yang menyejukkan menjawab,” kalau memang Alllah menakdirkan demikian saya ikhlas, meskipun sebelum selesai menjawab ini pun saya dipanggil Allah saya ikhlas dan akan well come terhadap kematian.”

Kemudian, santri tersebut bertanya lagi,” apa yang membuat Kiai yakin dan tidak takut mati?” kia tersebut menjawab,” karena kematian adalah kepastian, tidak ada yangdapat menolaknya, siap yang bernyawa pasti akan mati, Allah berfirman,”tiap-tiapyang berjiwa akan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan,”(QS.Al-Ankabut:57) dalam firmannyayang lainAllahkatakan,”di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,”(QS. An-Nisa:78).

Tentunya, tidak semua orang akan seperti Kiai di atas, kenapa demikian, mungkin ada yang tidak ikhlas meninggalkan harta benda, anak-anak cucumereka, jabatan mereka, ataumungkin karena merasa masih banyak dosa, bayang–bayang dosa masih menghantuinya, masih belum banyak amal baiknya sehingga kalau mati belum ada bekal untuk kematian, dan artinya adalah siksa menanti, azab menghadang, perkiraan-perkiraan seperti itu mendekam dalam pikirannya, sehingga ia belum sanggup untuk mati, belum sanggup mengatakan selamat datang kematian, belum mampu berbuat seperti Kiai di atas, nah bagaimana dengan kita, apakah sudah siap untuk mati, apakah kita merasa banyak dosa, atau kita masih tidak rela meningggalkan dunia ini, sehingga takut mati?

Padahal kematian adalah suatu yang pasti, cepat atau lambat kematian akan datang, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap mati akan bertamu kepada kita, apakah kita dalam keadaan senang, sedih, dalam keadaan kaya, miskin, besar, kecil, tua maupun muda. Kematian hanya menungu waktu, kematian yang sudah ditetapkan oleh Allah, tidak dapat dimajukan ataupun dimundurkan.

Kita hanya bisa pasrah, mempersiapkan diri menghadapi kematian, selamat datang kematian, selamat datang penghancur kelezatan dunia, selamat datang pemisah kesenangan dunia, selamat datanmg kematian yang ditakuti oleh manusia, selamat datang sang pemisah kehidupan,selamat datang wahai ketetapan Allah untuk semua yang hidup, semua yang hidup akan merasakan sebuah kematian, sebuah jalan menuju alam barzah, alam kubur serta gerbang menuju kehidupan akherat, kehidupan yang tiada akhir, kehidupan yang kekal. Welcome for death.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Well Come For Kematian”

Reader Community

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra