28 Oktober 2007

Mati Sebelum Mati

Mati Sebelum Mati

Oleh ; Riwayat

Apakah mungkin kita matisebelum mati? Itu hanya omong kosong, ungkapan orang yang kurang waras. Mungkin kita kan mengatakan seperti itu,karena hal tersebut bertentangan dengan akal sehat manusia? Mungkin akan timbul lagi pertanyaanakal sehat yang mana? Sebuah perdebatan yang tidak perlu terjadi, karena pada dasarnya kehidupan ada juga kematian, apa yang hidup dan apa yang mati semua tergantung sisi pandang manusia dari mana ia memauali memposisikan diri dan dari mana ia menyikapi berbagai persoalan. Akan berbeda satu dengan lainnya, meskipun obyeknya sama tetapi akan berbeda dalam menerjemahkan suatu obyek. Demikian halnya dengan kematian ada kalanya manusia memandang bahwa kematian adalah akhir dari segala, akhir dari kehidupan, tidak ada harapan lagi bagai yang sudah mati. Harapan dan cita-cita terkubur bersama kematian seseorang, tidak ada harapan untuk melanjutkannya. Kenapa terjadi seperti itu, tentu bagi orang yang tidak yakin akan adanya hari akherat, bagai mereka kehidupan hanyalah di dunia saja, sedangkan kematian adalah akhir dari hidup itu sendiri. Ketika seseorang mati maka berakhirlah semua harapan. Kematian akan memakan semua mimpii-mimpi kehidupannya, semua punah, tiada bekas, tiada manfaat apa yang selama ini mereka perbuat.

Mungkin kitasering melihat, mendengar secara langsung orang-orang yang berpikiran seperti itu, apakah dengan secara terang-terangan, dengan ucapan dan idiologi. idiologi tersebut sering kitadengan atheisme, suatu idiologi yang anti Tuhan, anti agama, anti terhadapa kepercayaan terhadap hari akhir, hari pembalasan amal baik dan buruk. Terkadang kita juag terjebak kepada sikap dan perkataan yang secara tidak langsung mencerminkan dan memposisikan diri kita sebagai seorang yang atheis, tidak yakin akan kebesaran dan kuasa Tuhan, umpama ketika ada orang yang mati tertabrak mobil, buru-buru kita mengatakan bahwa ia mati ketabrak mobil. Memang secara pandangan mata ia mati tertabrak mobil, tetapi pernahkan kita berfikir bahwa semua kematian adalah hak Allah untuk mengambilnya, bahkan janji Allah setiap yang hidup akan merasakan mati? Kalau demikian apakah dapat dijamin setiap yang tertabrak mobil akan mati? Lalu bagaimana dengan orang tertabrka mobil sampai tangannya remuk, kakinya patah, tetapi ia masih hidup? Masihkan kita beranggapan bahwa si fulan mati karena tertabrak mobil? Atau kita kembali merivisi komentar kita? Dengan mengatakan si fulan mati karena sudah ajalnya, tertabrak mobil hanyalah perantara untuk kematiannya, namun yang pasti yang mengambil nyawanya bukan mobil itu, begitu juga dengan kematian-kematian tragis lainnya, semua yang menentukan adalah Allah dan yang mengambil nyawa adalah malaikat maut utusan Allah, meski penyebab kematiannya secara mata manusia berbeda, tetapi sebenarnya yang mengambil nyawa dan kehidupan manusia adalah Allah melalui malaikat maut.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Mati Sebelum Mati”

Reader Community

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra