28 Oktober 2007

Kehidupan atau kematian

Kehidupan atau kematian

Oleh: Riwayat

Ada hidup ada mati, yang tidak mati adalah Tuhan. Pernahkan kiatmerasakan hidup? Atau pernahkan kita merasakan mati? Ketika kita dalam rahim sebelum diberi roh kita bukan siapa-siap, bahkan setelah jasmani kita telah terisi roh kita juga bukan apa-apa, lalu seebnarnya siapa sih kita, apakah kita merasa hidup , atau memanag ada yang menghidupkan, akalu kita hidup kenapa kita harus mati, bukankan kitamerasa hidup sbelumnya?

Bukankah kita mengklaim diri, bahwa kita manusia yang berkuasa terhadap diri dan kemampuan kemauan kita, apa yang kitainginkan kita bisa lakukan, apakah itu pertanda kita berkuasa? Ternyata tidak semua kita seperti itu, terkadang kita mau tetapi kita tidak mampu kita ingin tetapi kita tidak berdaya untuk mewujudkan keinginan itu, kita ingin kaya ternayat kita tidak menjadi kaya, kita ingin jadi orang sukses menurut keinginan tetapi sebaliknya kita terus jadi oaring yang gagal.

Lalu, di mana sebenarnya kita merasa hidup dan mampumenguasai jasad dan jiiwa keinginan kita? Dimana kesombongan kiat ? apakah benar kita punya segala hal untuk dapat,menguasai diri kita, atau malah sebaliknya kita dikuasai oleh Sang Maha Kuasa atas segala jagad Raya?

Terkadang dengan kecongkakan kita merasa paling beruntung, paling bahagia, karena merasa sukses dan terpenuhi keinginan kita, tetapi pernahkan kita membayangkan ,atau pernahkan kita mereningi diri, dari mana sih aku, untuk apa sih aku, dimana sih aku, apa sih yang aku buat, baikkah yang aku buat untuk hari esok? Akan kemana sih aku, untuk apa sih aku? Pertanyaan akan tanda sebuah kehidupan jiwa, sebuah jiwa yang merasa hidup, merasa ada dewnyut nadi keimanan yang dahulu pernah terucap di hadapan Sang Ilahi rabbi. “Benarkah Aku Tuhan kamu? Kita menjawa Ya, Engakau TUhanku.” Yah sebuah janji dalam kehiduapn sebelumdunia ini, kehidupan alam roh. Roh yang sekarang masih bersarang di jasmani kita.

Apakah janji itu sekedar janji? Atau janji yang harus di tepai dipatuhi? Tentau kita akan menjawab ,”Ya kita akan tepati, karena iru adalah janji kepada Rabbul Izzat,” janji adalah hutang yang harus dibayar dan ditunaikan. Alah itu kan hanya bualan para ustad yang hanya ingin agar kita takut pada Tuhan? Cuek ajalah, toh kita tidak akan ditagih, buktinya sekarang tidak ada malaikat yang datang menagih, tidak perlulah kita risdaukan itu, sekarang ya sekarang, dulu ya dulu. Besok mah, itu urusan nanti. Itulah diantara ungkapan dan ocehan orang yuang tidak tahu apa ituhidup, apa itu sesudah hidup, dan ai tidak sadfar kalau setelah hidup ada hidup yang tidak akan pernah matai, yaitu kehidupan akherat, sedangkan hidup yang sekarang adalahsebuah persingahan yang sebentar, persinggahan untuk membuang jasad kiita ini, jasad yang akan menjadi makanan cacing dan belatung, menjadi tulang belulang. Tanpa arti dan tanpa makna.

Makna hidup terkadang diterjemahkan orang dengan berfungsinya segala jasmani kita. Hidup adalah waktu dan ruang yang ada di hadapan kita,hidup adalah adanya gerak dan tidur, makan, minum, anak-anak, remaja, dewasa, menikah itu saja, setelah kehidupan itu mati itu saja tidak ada yang lain. Kalau prinsip kita seperti itu tandanya kitabelum tahu apa sbenarnya hidup, padahal Tuham mengatakan bahwa hidup ini adalah untuk sebuah pengabdian kepada Tuhan.”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku,”(QS.Adz-Dzariat: 56).

Benarkah hidup hanya untuk mengabdi kepada Allah? Sebuah pertanyaan orang-orang yang belum tahu ada sebenarnya makan hidup, pertanyaan yang tidak perludijawab karena pada adasrnya semua kita menyadaraibahwa hidup adalahsebuah pengabdian, apakah kepada orang tua, istri, anak-anak, bangsa dan Negara, ya itu fakta, kenyataan, tetapi apakah hanya sampai disitu saja kiatmelihatnya, apakah kita tidak menyadari pad hakekatnya semua kegiatan itu adalah bukti bahwa jiwa kita rindu akan pengabdian, pengabdian yang setulusnya yaitu pengabdian kepada Allah, teta[I jiwa kita telah kalah oleh segala sesuatu yang bersifat kulit, yangbersifat luarnya saja, padahalsvbenarnya apa yang kita kerjakan adalah pancaran dari jiwa-jiwa yang rindu ingin mengabdi kepada Tuhan yang telah ,menciptakannya. Tuahn yang telah memberinya kesempatan untuk menikmati dunia ini. Pengabdian-pengabdian kita selama ini terlihat hanya untuk orang yang kitasayangi, tetapi sebenarnya, kalau kita merenunginya semua yang kita lakukan adalah bermula dari perintah Tuhan yang memberi kita kehidupan.

Sebenarnya, kita hidup didunia ini adalah untuk sebuah amanah dari Yang Maha Agung, amanah yang tidak mampu dipikul oleh bumi, gunung-gunung, langit, akhirnya hanya manusia yang menyanggupi amanh dari Allah, sebuah kepercayaan yang berat dan besar, tetapi karena kezaliman dan kebodohan kita akhirnya kita terjatuh dalam kubangan manusia-manusia yang tidak tahu diri, m,anusia-manusia yang merasa pandai dalam kebodohan,”Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”(QS. Al-Ahzab: 72).

Amanah yang hanya dapat ditunaikan ketika kita hidup di dunia, ketika jasmani masih dihuni oleh roh, tetapi disaat jasmanitidak dihuni oleh roh maka amanah sudah berakhir, waktu dan ruang untuk mengekspresikan dan menunaikan manah tersebut telah lenyap, semua kehidupan dunia telah menghilang, jasmani telah menyatu dngan tanah menjadi santapan empuk belatung dan cacing. Menjadi rumha cacing-caing tanah, roh pergi kepada Ilahi, jasmani kembali ke tanah, dan itulah kematian dunia, berpisahnya roh dan jasad di dunia itulah makna kematian dalam pandangan kita.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Kehidupan atau kematian”

Reader Community

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra