28 Oktober 2007

Keutamaan Lapar Bagi Jiwa

Keutamaan Lapar Bagi Jiwa

Oleh: Riwayat

Hidupkanlah hatimu dengan sedikit tertawa dan sedikit kenyang dan sucikanlah ia dengan lapar, pasti hatimu menjadi bersih dan lembut.”(Hadis). Lapar merupakan satu dari cara para sufi untuk melemahkan syahwat atau keiginan-keinginan. Termasuk juga untuk membersihkan hati dan melembutkannya. Mengosongkan perut merupakan jalan untuk menghambat laju keinginan-keinginan/syahwat. Rasulullah selalu mengutamakan lapar daripada kekenyangan, Rasulullah makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Tetapi kalau kita rujuk pada sejarah Rasulullah, kita dapat menemukan fakta bahwa Rasulullah banyak laparnya daripada kenyangnya, kalaupun makan Rasulullah tidak sampai kekenyangan.

Tetapi, Kalau kita perhatikan di sekitar kita banyak orang tidak sabar menghadapi cobaan lapar, makanan dan minuman lezat, manusia banyak tergoda dan terjebak, sehingga ada kecenderungan mengabaikan norma agama. Demi makan dan minum orang bertengkar, berkolusi, korupsi, merampok, mencopet dan masih banyak lagi usaha manusia yang kotor untuk memenuhi isi perut dan keinginan-keinginannya (Syahwatnya). Orang miskinpun terkadang tidak tahan dengan kemiskinannya, lapar yang ia rasakan tidak dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, padahal Allah menyukai orang-orang lapar, yang dengan kelaparannya itu ia ikhlas dan tetap berusaha tanpa mengeluh dan selalu berusaha berdoa dan mendekatkan dirinya kepada Allah, dijadikannya lapar yang menimpa dirinya sebagai jalan memperbaiki jiwanya, sehingga Allah ridho dan berbangga kepadanya.

Allah berbangga kepada manusia lapar, lapar merupakan cobaan besar bagi manusia. Cobaan dilewatinya dengan penuh kesabaran dan tawakkal kepada Allah, maka Allah akan bangga kepada manusia tersebut, bahkan Allah akan memberi derajat-derajat yang tinggi di dunia apalagi di akherat,”Sesungguhnya Allah Taala berbangga kepada para malaikat dengan yang sedikti makanannya dan minumnya di dunia. Allah Swt berfirman: Lihatlah kepada Hamba-Ku! Aku telah mencobanya dengan makanan dan minuman di dunia, lalu ia sabar dan meninggalkan makanan dan minuman itu. Saksikanlah hai malaikatKu! Tidaklah satu makan yang ia tinggalkannya melainkan Aku menggantinya dengan derajat-derajat di surga,”(HR. Ibnu Adi).

Hadis di atas, memberi harapan dan kesempatan bagi mereka yang suka lapar dan mencoba diri untuk menahan diri untuk tidak kenyang, makan dan minum hanya sekedar untuk hidup, makan dan minum bukan tujuan utama, sebab memenuhi perut adalah keburukan, kegelapan dan kebuntuan spiritual, tabir yang akan menghalangi kita bermunajat kepada Allah, untuk itu lebih baik sedikit saja kalau mampu, kalau tidak makan sekedarnya, minum sekedarnya sehingga perut kita mampu menampung sesuai kebutuhan dan ada tersisa ruang untuk bernafas.”Tiadalah anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap kecil yang menegakkan tulang pungunnya. Kalau tidak mampu, maka sepertiga perut untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan seprtiga untuk nafanya.”(HR. Turmudzi).

Orang yang lapar karena Allah, haus karena Allah kesedihan karena lapar tetapi ia tetap bertakwa kepada Allah, maka orang tersebuit pada hari kiamat akan menjadi manusia yang dekat kepada Allah.”Orang yang dekat di sisi Allah kelak di hari kiamat adalah orang yang ketika di dunia lapar, dahaga dan kesedihannya lama yang berjalan tanpa alas kaki, yang bertakwa..”(HR.Al-Khatib dari Said bin Zaid).

Bahkan, ketika kita mati dalam keadaan lapar, maka Allah memberi kemulian dan kedudukan tinggi bersama para Nabi Allah, malaikat menyambut dengan gembira, serta mendapat rahmat Allah,”Mudah-mudahan kematian datang kepadamu dalam keadaan perutmu lapar dan hatimu hatimu haus, maka lakukanlah. Sesungguhnya kamu dengan demikian itu memperoleh kemuliaan kedudukan dan tempat tinggal bersama para nabi, para malakat bergembira menyambut kedatangan ruhmu, dan Tuhan Yang Maha Perkasa melipahkan rahmat kepadamu.”(HR. Al-Khatib dari said bin Zaid).

Ironisnya, dalam hidup ini sering menyalahartikan bahwa hidup akan bahagia kalau sudah makan dan minum dengan kenyang, apakah dengan cara menipu atau dengan cara haram lainnya, padahal kalau manusia menyadari hikmah dan keutamaan lapar, tentu hal tersebut tidak akan pernah terjadi. Ia hidup apa adanya, meskipun kaya tetapi tidak pamer harta, tidak tebar pesona, biar semua orang melihat dan berdecak kagum, sebab ia sadar bahwa kesederhaan dan kedermawanan akan memberinya peluang untuk memasuki hikmah langit,”pakailah kain bulu sisingkanlah lengan bajumu dan makanlah setengah perut, nisaya kamu memasuki kerajaan langit.”(HR.Al-Hasan dari Abu Hurairah).

Kenyang tidak menjamin spiritual manusia menjadi baik, kenyang tidak menjamin hidup dan jiwa manusia tenang, tetapi dengan mengatur makan dan banyak lapar karena Allah yang akan mengantarkan manusia kepada ketenganan jiwa, kenyang hanya akan menjadi jalan bagi setan untuk masuk ke dalam aliran darah kita, sebaliknya dengan lapar akan menghambat laju dan pintu masuk bagi setan,”Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh manusia melalui jalan darah, maka sempitkanlah jalan-jalanya itu dengan lapar dan dahaga.”(Hadis)

Orang kenyang susah berfikir dan terkadang mengantuk, dalam pandangan sufi orang seperti ini tergolong orang tercela sebab dengan mengantuk dan tidak dapat memfungsikan otanya dengan baik, maka secara umur ia merugi karena tidak mampu mengoptimalkan potensinya dengan baik dan maksimal, lebih bahayanya lagi orang yang selalu kenyanag akan masuk pada jajaran orang munafik, sebab orang munafik itu selalu memenuhi tujuh ususnya, sedangkan orang mukmin hanya memenuhi satu ususnya, dalam artian ia lebih mementingkan makanan atau urursan dunianya daripada akherat, atau setidaknya menyeimbangkan keduanya.”Orang beriman itu makan dalam satu usus, dan orang munafik itu makan dalam tujuh usus.”(HR. Bukhari Muslim).

Hadis di atas, mengandung makna bahwa orang munafik itu lebih mementingkan makan atau mementingkan urusan dunia. Dengan banyak makan tentunya keinginannya makin tinggi (Syahwatnya), jadi orang munafik mempunyai tujuh kali keinginan/ syahwat dibanding orang yang beriman. Kata usus merupakan kiasan dari nafsu syahwat, karena pada hakekatnya nafsu syahwat menampung semua makanan manusia.

Kita hendaknya mencontoh Rasulullah, Rasullullah pernah sampai tiga hari tidak makan, dan pada hari ketiga baru makan itupun ketika fatimah ra. Memberikan sepotong roti kepada Rasulullah.”Fatimah ra. Datang dengan membawa sepotong roti untuk Rasulullah Saw. Lalu Rasululah bertanya,”Apa. Ini? Fatimah menjawab,”sepotong roti yang kubuat dan hatiku tidak enak sehinga aku membawa sepotong roti ini untukmu ,ayah.”Rasulullah Saw. Bersabda, ”Ketahuilah, sesungguhnya inilah makan pertama yang masuk ke dalam mulut ayahmu sejak tiga hari.”(HR. Al-Harits bin Abi Usamah).

Dari hadis di atas, dapat kita pahami bahwa kehidupan Rasululah lebih banyak lapar daripada kenyangnya, bahkan dalam hadis lainya Rasulullah tidak pernah mengenyangkan keluarganya selama tiga hari berturut-turut dari rioti dans ekalipun sampai ia meninggal dunia,”(HR. Muslim)..

Kesadaran dalam kelaparan hendaknya menjadi bagian dari kehidupan kita, dengan laparlah kita mendekatkan diri kepada Allah, dengan lapar kita akan dekat kepada Allah, ridho Allah , hikmah akan dapat kita miliki, namun sebaliknya jika kenyang saja yang kita perturutkan, maka kehidupan akan menjadi gelap, sempit, kegelisahan batin, kekasaran hati dan terjauh dari hikmah dan nikmat ketenangan batin, bahkan kita dibenci oleh Allah, sebaliknya orang yang lapar dicintai oleh Allah, orang yang kenyang di dunia diakherat akan menjadi orang yang lapar, sebaliknya orang yang lapar di dunia akan kenyang di akherat, dan mendapatkan surga,”Sesungguhnya orang yang lapar didunia adalah mereka yang kenyang di akherat dan sesungguhnya orang-orang yang paling dibenci Allah adalah orang-orang yang banyak makan serta penuh perutnya. Dan tidaklah seorang hamba meninggalkan suatu makanan yang diinginkan melainkan ia mendapatkan derajat surga,”(HR. Thabrani).

Menjadi orang yang lapar, makan sekedarnya adalah lebih utama, sebab dengan lapar kita akan dicintai oleh Allah, mungkin selama ini kita merasa lapar adalah suatu kesusahan, kesedihan dan ketersiksaan badan dan jiwa, tetapi itu hanya sesaat saja, itu semua akan hilang ketiak kita menyadari bahwa lapar membawa hikmah yang sangat besar, dan hikmah itu tidak dirasakan oleh siapapun kecuali orang yang lapar.

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa lapar mempunyai sepuluh hikmah yaitu, pertama, menjadikan hati bersih, bercahaya yang tercermin dari akhlak, serta mampu menajamkan mata hati. ”Hiduplahkanlah hatimu dengan sedikti tertawa dan sedikit kenyang dan sucikanlah ia dengan lapar, pasti hatimu menjadi bersih dan lembut.”Nabi juga bersabda, Barang siapa melaparkan perutmnya, pasti pikirannya luas dan hatinya cerdas,”. Barangsiapa kenyang dan tidur, pasti hatinya keras.”kemudian beliau bersabda lagi,”Setiap itu mempunyai zakat dan zakatnya badan adalah lapar.”(HR. Ibnu Majah). kedua, membuat hati menjadi lembut dan bersih, sehingga dengan kebersihan dan kelembutan hatinya ia siap untuk berdzikir kepada Allah dan menikmati serta merasakan nikmatnya berzikir kepada Allah. Ketiga, dapat menghancurkan sifat kesombongan. Keempat, dengan lapar ia tidak melupakan bencana Allah dan siksa-Nya, dan tidak melupakan orang-orang yang menerima siksaan. Sehingga ia akan hati-hati dalam hidup ini. Kelima, menghancurkan nafsu syahwat dan mengendalikan hawa nafsu. Keenam, lapar dapat mencegah seseorang tidur sehingga dapat membantunya untuk selalu beribadah di malam hari. Ketujuh, lapar dapat memudahkan seseorang untuk beribadah. Kedelapan, dengan lapar akan menyehatkan seseorang dan tidak mudah terkena penyakit. Kesembilan, dengan lapar orang akan menjadi hemat, ia akan hidup sederhana, sehingga hartanya dapat dialihkan untuk bersedekah. Kesepuluh, dengan lapar akan mendorong seseorang lebih mementingkan orang lain, gemar bersedekah, memberi makan orang miskin dan anak-anak yatim. Allahu Alam.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Keutamaan Lapar Bagi Jiwa”

Reader Community

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra