Nabi Muhammad Buta Huruf?
Oleh: Riwayat
Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad Ummi (buta huruf), benarkah anggapan itu? Kalau keyakinan itu benar, apakah ada dasarnya? Kalau faktanya Nabi Muhammad buta huruf, lalu apa artinya nabi mempunyai sifat fathanah (cerdas)?apa artinya Nabi sebagai uswatun hasanah kalau nabi sendiri tidak melakukan? Keganjilan lain adalah apakah benar Nabi Muhammad hanya menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu, sedangkan Nabi Muhammad masih dalam belenggu buta huruf? Padahal nabi Muhammad adalah teladan umat. Aneh, tetapi kenyataannya umat terlanjur percaya dengan anggapan bahwa Nabi Muhammad buta huruf.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah umat Islam yang tidak percaya bahwa nabi Muhammad buta huruf dianggap kafir? Apakah jika seseorang tidak meyakini Nabi Muhammad buta huruf kemudian ia keluar dari Islam? meskipun ia mempercayai bahwa nabi Muhammad utusan Allah? Sebuah dilema yang tidak mudah, sebuah rahasia sejarah yang masih gelap dalam kehidupan Nabi Muhammad. Kita sebagai umat Islam yang beriman tentu meyakini semua yang datang dari Nabi Muhammad, kita meyakini perkataan, perbuatan dan sifat nabi, tetapi sebagai umat kita juga sangat marah dan tidak rela jika Nabi Muhammad disalahkan dan disudutkan sebagai orang yang buta huruf. Apakah mungkin nabi yang mempunyai sifat fathanah dianggap buta huruf, tidak bisa tulis baca?
Padahal, secara konsep keyakinan tentang kerasulan Nabi Muhammad mempunyai sifat yang sangat baik dan menjadi contoh bagi umatnya, sifat itu adalah siddik, amanah, tabliq, fathanah. Kalau konsep ini kita hubungankan atau kita adu dengan pemahaman kita selama ini yang terlanjur meyakini bahwa Nabi Muhammad buta huruf, tentu sangat berlawanan, apakah mungkin seorang Nabi yang fathanah/cerdas dianggap buta huruf? Dari sisi pandang ini saja, sebenarnya dapat kita pahami bahwa anggapan Nabi sebagai buta huruf terbantahkan dengan sendirinya oleh sifat fathanah Nabi Muhammad. Kalau memang Nabi Muhammad fathanah, seharusnya stempel buta huruf/ummi yang kita sematkan kepada Nabi tidak perlu ada, sebab akan menjadi kontradiksi sifat, apakah masuk akal, kalau kita menyematkan sifat fathanah kepada seseorang, kemudian di sisi lain kita menyematkan kepadanya dengan sifat bodoh/buta huruf?
Kalau memang benar bahwa Nabi Muhammad buta huruf, lalu masuk kenapa malaikat jibril menyuruh Muhammad membaca? Padahal kalau kita kalau kita umpamakan menyuruh orang untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai contoh kita menyuruh orang membaca sebuah buku sudah tentu yang kita suruh adalah orang yang sudah dapat membaca, bukan orang yang buta huruf. Kemudian bagaimana dengan peristiwa Nabi Muhammad ketika menerima wahyu yang pertama, beliau disuruh membaca oleh malaikat Jibril, tentunya Nabi Muhammad bukan manusia yang buta huruf? Apakah mungkin manusia yang tidak dapat membaca disuruh membaca? Mungkin orang yang tidak setuju dengan ini, akan berargumen bahwa Nabi Muhammad dibimbing oleh Allah, sehingga beliau akhirnya dapat membaca Al-Quran seperti yang disuruh oelh malaikat Jibril. Argument ini juga ada kelemahannya, sebab Al-Quran turun dalam bahasa Arab jadi mustahil Nabi Muhammad tidak mampu berbahasa Arab dan tidak mampu membaca, dilain pihak pada masa masyarakat Mekah sebelum Islam sudah mempunyai kebiasaan bersyair dan menuliskannya, di pihak lain Nabi Muhammad berasal dari keluarga ningrat, dan pada waktu itu para keluarga ningrat mempunyai kebiasaan menyusukan anak-anak mereka kepada wanita lain, tidak itu saja para nigrat Mekah mempunyai lembaga pendidikan yang bernama kuttab, kuttab adalah tempat pendidikan bagi kaum nigrat Mekah. Jadi mustahil sebagai seorang ningrat Nabi Muhammad tidak mengecap pendidikan kuttab?
Fakta lain, Abu Thalib paman Nabi adalah orang yang sangat perhatian terhadap pendidikan anak-anak mereka, contoh Ali bin Abi Thalib abu thalib yang dijuluki gudang ilmu, dari sini saja dapat kita pahami bahawa keluarga Nabi Muhammad sangat peduli terhadap pendidikan. Abu Thalib sangat perhatian kepada Nabi Muhammad, hal ini dibuktikan dengan membela Nabi dari ancaman kaum Qurais sampai akhir hayatnya. Abu Thalib sangat sayang kepada Nabi Muhammad, lalu pertanyaan yang timbul adalah apakah orang yang disayangnya akan dibiarkan dalam kebodohan dan buta huruf? Tentu jawabnya adalah tidak, kalau Abu Thalib menyayangi Ali dan menyuruhnya belajar membaca dan menulsi, tentau perlakukan Abu Thalib kepada Nabi juga sama, kenapa sama? Karena Nabi Muhammad juga kesayangan AbuThalib jadi suatu yang mustahil kalau Abu Thalib membiarkan Nabi Muhammad dalam keadaan buta huruf.
Mungkin orang yang tidak kalau Nabi tidak buta huruf akan memberi argument lebih lanjut, bukti Nabi Buta huruf adalah Nabi tidak menulis sendiri wahyu yang turun, tetapi sebaliknya Nabi menyuruh sekretarisnya untuk menuliskannya, jadi hal ini adalah bukti bahwa Nabi Muhammad itu buta huruf. Tetapi argumen ini tidaklah kuat sebab belum tentu orang yang mewakilkan penulisan sesuatu diakibatkan ketidakmampuan menuliskan, tetapi semacam pembagian tugas,atau bahkan Nabi mempunyai pemikiran jauh ke masa depan yang lebih besar. Bisa jadi Nabi Muhammad tidak menuliskan sendiri wahyu yang turun dari Allah agar di kemudian hari tidak ada fitnah dan anggapan bahwa Al-Quran adalah karangan Nabi Muhammad. Bayangkan saja kalau pada saat itu nabi tidak mendelegasikan penulisan wahyu, maka orang Arab Qurais menuduh bahwa Al-Quran adalah buatan Nabi Muhammad, lebih berbahayanya lagi adalah generasi sedudah masa Nabi dan masa sekarang ini. Akan tergoda untuk tidak mengakui keabsahan Alquran, hanya karena Al-quran ditulis sendiri oleh Nabi Muhammad. Hal inilah yang mungkin di antisipasi oleh Nabi Muhammad.
Anggapan Nabi seorang Ummi tidaklah benar, hal ini mungkin bantahan dari orang yang setuju kalau Nabi Ummi/ buta baca/tulis. Namun pihak lain, yang tidak yakin bahwa Nabi Muhamad but abaca tulis akan berpendapat mana mungkin Nabi Muhammad buta baca tulis, sedangkan perintah pertama wahyu Allah adalah perintah membaca dan menuliskannya, jadi mustahil kalau Nabi Muhammad buta baca tulis, apakah mungkin seorang Nabi menyuruh umatnya membaca Al-quran sedangkan Nabi sendiri tidak mampu membaca, apa mungkin seoarang Nabi menyuruh umatnya belajar dan menuntut ilmu, menyuruh para tawanan perang untuk mengajarkan kepada umat pada waktu itu agar mampu membaca dan menulis, sedangkan Nabi Muhammad sendiri tidak mampu membaca dan menulis, sesuatu yang mustahil dan paradok. Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah, dinamakan uswatun hasanah karena sebelum memerintahkan kepada umatnya Nabi Muhammad terlebih dahulu melaksanakannya, jadi tidak mungkin Nabi menyuruh orang untuk belajar membaca dan menulis sedangkan Nabi tidak mengerjakan terlebih dahulu/ tidak mengamalkannya. Lalu dimana letak uswatun hasanahnya?
Uraian tersebut makin memperjelas bahwa anggapan nabi Muhammad ummi/buta baca tulis adalah tidak benar, sebab bertentangan sifat kenabian seperti fathanah. Lebih gawatnya lagi adalah bertentangan firman Allah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah. Sekali lagi pemahaman kalau Nab iseorang yang Ummi/baca tulis adalah tidak benar, sebab hal itu bertentangan dengan sifat fathanah/cerdas Nabi Muhammad.
Anggapan Nabi Muhammad buta huruf dengan sendirinya terbantah oleh fakta sejarah, fakta tersebut adalah bahwa Nabi Muhammad mampu membaca Al-Quran, dan waktu membaca Al-quran dirumahya, Muhammad Saw sering dikuping oleh pamanya yaitu Abu Jahal dan Abu Syofyan, hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad tidak buta baca tulis.
Meskipun dalam Al-Quran ada ayat yang mengatakan Bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang ummi tetapi hal tersebut tidak berarti Nabi Muhammad buta huruf/ but baca tulis.” (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”(QS. Al-Isra).
Meskipun ayat tersebut memberi informasi bahwa Nabi Muhammad adalah ummi, tetapi yang perlu pahami di pertanyakan adalah ummi yang bagaimana? Ummi yang seperti apa? Apakah benar ummi menurut ayat di atas adalah buta baca tulis? Ummi makna yang lain? Sebab AlQuran mempunyai nilai sastra yang tinggi, bisa jadi Allah memberikan sifat ummi bukanlah pemahaman secara tersurat tetapi lebih kepada aspek tersirat dan filosofis. Allahu A’lam.
Komentar :
Posting Komentar