11 November 2007

Tuhan,ayat-ayat-Nya dan Ciptaan-Nya Sebagai Sumber Ilmu

Oleh: fajril Huda, Amelia Wihardi

Editor: Riwayat

Ilmu pengetahuan adalah khazanah milik semua, dan tidak seorang pun dapat mengklaim kepemilikan ilmu bagi dirinya sendiri. Hakikat ilmu pengetahuan adalah milik bersama dan dia adalah obyek kajian ilmuwan, filosuf, pemikir, dan ahli agama tanpa menganggap salah satu di antara mereka mengungguli terhadap yang lainnya.[1]

Manusia diciptakan oleh Tuhan di bumi ini adalah sebagai khalifah. Dalam menjalankan tugas kekhalifahan di muka bumi, manusia diberi oleh Tuhan pedoman dan ilmu sebagai petunjuk untuk menjalani kehidupan ini baik sebagai hamba Allah yang mempunyai kewajiban untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada-Nya, maupun sebagai manusia yang diberi tugas oleh Tuhan sebagai khalifah mengelola bumi ini dan memakmurkannya supaya dapat mengambil manfaat dengan baik dan maksimal untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Kian hari kemajuan semakin pesat, sehingga kehidupan terasa jauh lebih mudah. Alam bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Semua itu adalah karena kemajuan ilmu pengetahuan. Jadi, jawabnya terletak pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia, yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.[2]

Dalam masyarakat beragama, ilmu adalah bahagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan. Manusia hanya menemukan sumber itu dan kemudian merekayasanya untuk dijadikan instrumen kehidupan. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk yang lain karena manusia diberikan daya berfikir. Daya berfikir inilah yang menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi.

Menurut pandangan Al-Qur’an, ilmu adalah suatu keistimewaan yang menjadikan manusia unggul daripada makhluk-makhluk lainnya guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Lebih lanjut, di antara yang menambah keimanan seorang mukmin terhadap Khaliqnya adalah tanda-tanda kebesaran-Nya yang dapat dipahami dan diketahui melalui ilmu. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Tuhan beserta ayat-ayat-Nya dan ciptaan-Nya sebagai sumber ilmu dengan harapan dapat menjadi kontribusi bagi para pembaca serta dapat didiskusikan lebih lanjut untuk kesempurnaan makalah ini di masa datang.

A. Tuhan sebagai Sumber Ilmu

Sewaktu lahir manusia tidak tahu apa-apa selain insting yang diberikan oleh Allah. Kemudian orang tua mengajarkan berbicara, sehingga kita bisa berbicara sedikit demi sedikit dan barulah mulai mengenal diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan pada akhirnya ada yang menjadi guru, pejabat, dan sebagainya.

Allah menciptakan manusia sekaligus mengatur dan mendidiknya. Agar teratur dan terdidik, maka Allah memberikan ilmu kepada manusia. Allah memberikan potensi ilmu itu kedalam diri manusia. Dengan potensi itulah manusia mencari ilmu, sehingga ada satu sifat manusia yaitu sifat ingin tahu (curiousity).

Allah sebagai sumber ilmu dijelaskan dalam Al-Qur’an di berbagai ayat diantaranya:

1. Q.S. Al-Baqarah ayat 31 – 32

31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."

[35] Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

Dalam ayat ini jelas sekali Allah sebagai sumber ilmu. Allah mengajarkan nama-nama benda kepada Adam sehingga Adam bisa menyebutkan nama-nama benda yang ada disekelilingnya.

  1. Q.S. Al-Alaq ayat 1 – 5

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,[3]

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Q.S. Al-Isra’ ayat 85

85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Sebanyak apapun ilmu manusia, itu hanya sedikit yang diberikan oleh Allah. Yang kalau dimaksimalkan, dimasukkan jari telunjuk ke air, yang melekat pada jari telunjuk itulah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Sedangkan air yang tinggal di laut itu adalah ilmu Allah. Oleh karenanya setinggi apapun ilmu manusia, itu hanya sedikit saja jika dibandingkan dengan ilmu Allah.

Menurut pandangan M. Quraish Shihab, ilmu yang diberikan Allah terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Ilmu Laduni, yaitu ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia.

2. Ilmu Kasbi, yaitu ilmu yang diperoleh karena usaha manusia. Ayat-ayat ilmu kasbi jauh lebih banyak daripada ayat yang berbicara tentang ilmu laduni.

Pembagian ini disebabkan karena dalam pandangan Al-Qur’an terdapat hal-hal yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui melalui upaya manusia sendiri. Ada wujud yang tidak tampak, sebagaimana ditegaskan berkali-kali oleh Allah di dalam Al-Qur’an antara lain:

38. Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.

39. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.

Dengan demikian, objek ilmu meliputi materi dan non materi, fenomena dan non fenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat diketahu oleh manusia pun tidak.

16. Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). dan dengan bintang-bintang Itulah mereka mendapat petunjuk.

B. Ayat-ayat-Nya sebagai Sumber Ilmu

Allah pencipta alam semesta, lalu mengeluarkan buku petunjuk kepada yang ditugasi untuk menjadi khalifah. Dan yang menjadi khalifah itu adalah manusia. Buku petunjuk itu sudah turun dalam bentuk wahyu yang disampaikan kepada Nabi dan Rasul yang dimulai sejak dari Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.[4]

Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.[5]

Buku petunjuk yang terakhir turun adalah Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia. Al-Qur’an adalah himpunan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam yang berisikan tuntunan-tuntunan dan pedoman-pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan mereka agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, lahir dan bathin.

Walaupun Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, tapi Al-Qur’an tidak hanya petunjuk bagi orang Islam. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah:

Q.S. Al-Baqarah ayat 1 – 2

1. Alif laam miin[6].

2. Kitab[7] (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[8]

  1. Q.S. Al-Baqarah ayat 185

185. (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Memang Al-Qur’an pada dasarnya merupakan buku petunjuk dan pegangan keagamaan, namun di antara isinya mendorong umat Islam banyak berfikir. Hal ini dimaksudkan agar mereka melalui pemikiran akalnya sampai kepada kesimpulan adanya Allah menciptakan alam semesta dan sebab dari segala kejadian di alam ini.

Di antara ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

Kosmologi, Q.S. Fushshilat ayat 11 – 12

11. Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

12. Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Astronomi, Q.S. Ar-Ra’d ayat 2

2. Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.

1. Ilmu Alam (Fisika), Q.S. Al-Furqan ayat 61

Artinya: Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

Matematika, Q.S. Ibrahim ayat 34

34. Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Sejarah, Q.S. Hud ayat 61

61. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,[9] Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Antropologis, Q.S. An-Nisa’ ayat 1

1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[10] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,[11] dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.

Geografi, Q.S. Al-Hajj ayat 46

46. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Sejarah tentang Alam, Q.S. Fushshilat ayat 53

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Geologi, Q.S. An-Nahl ayat 15

15. Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,

Mineralogi, Q.S. Fatir ayat 27

27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.

Biologi, Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30

30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Botani, Q.S. Fushshilat ayat 39

39. Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Zoologi. Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30

30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Ekonomi, Q.S. Al-Qashash ayat 77

77. Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Pertanian, Q.S. Al-An’am ayat 99

99. Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Perkebunan, Q.S. Al-An’am ayat 141

141. Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Irigasi, Q.S. Nuh ayat 11 – 12

11. Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

12. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

6. Perdagangan, Q.S. Al-Jumu’ah ayat 10

10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Arkeologi, Q.S. Al-Kahfi ayat 46

46. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Arsitektur, Q.S. Al-Baqarah ayat 198

198. Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam[12]. dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.

Psikologi, Q.S. Al-Baqarah ayat 256

256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[13] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sosiologi, Q.S. Al-Ma’un ayat 1 – 7

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6. Orang-orang yang berbuat riya[14],

7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.[15]

Seksologi, Q.S. Yasin ayat 36

36. Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Fisiologi, Q.S. Al-Hijr ayat 28

28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,

7. Ilmu Kimia, Q.S. Fushshilat ayat 11

11. Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

8. Ilmu Kedokteran (Pengobatan), Q.S. Fushshilat ayat 53

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

C. Ciptaan-Nya sebagai Sumber Ilmu

Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan ciptaan-Nya (alam) sebagai pelajaran atau sumber ilmu diantaranya:

  1. Q.S. Ali Imran ayat 90 – 91

90. Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, Kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka Itulah orang-orang yang sesat.

91. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, Maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

  1. Q.S. Al-Ghasyiyah ayat 17 – 20

17. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,

18. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?

19. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

20. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

Alam dengan segala gejalanya yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan bahkan dieksploitasi oleh manusia. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik di alam jagad raya (makro kosmos) maupun alam manusia (mikro kosmos). Dari penelitian alam jagad raya bermunculan ilmu astronomi, kosmologi, fisika, kimia, dan sebagainya.

Sedangkan dari manusia muncul ilmu biologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Inilah yang disuruh untuk menjelaskan oleh Allah.

Ilmu-ilmu tersebut di atas kemudian menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya. Dengan ayat-ayat tersebut di atas, jika seorang mu’min melakukan penghayatan dan perenungan maka akan nampaklah hikmah-hikmah dari seluruh penciptaan-Nya.[16]

Dalam Al-Qur’an terdapat penjelasan tentang alam semesta dan fenomena-fenomenanya secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat pada umumnya ayat-ayat ini memerintahkan manusia untuk memperhatikan, dan mempelajari alam semesta. Perintah ini bertujuan mengantarkan manusia agar mereka menyadari bahwa dibalik “tirai” alam semesta ini ada zat yang Maha Kuasa dan Maha Esa, yakni Allah SWT.

Bagaimana pentingnya kita belajar dari alam (ciptaan Allah) dalam ajaran Minang pun dianjurkan seperti:

Panakik pisau sirawik

Ambiek kagala batang lintabung

Silodang jadikan niru

Kok satitiek jadikan lawuik

Kok sakapa jadikan gunuang

Alam takambang jadikan guru

Selagi alam terbentang, selama itu ilmu akan selalu berkembang. Masih banyak rahasia-rahasia alam yang belum terungkap oleh manusia. Allah sudah membentangkan alam semesta ini sebagai objek yang harus dikaji dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan manusia itu sendiri dan lingkungannya.

Ujung dari kajian manusia terhadap ciptaan Allah hendaknya mengantarkan manusia mengenal Allah menimbulkan kagum dan merasakan kebesaran Allah.

Jika kita membaca ayat-ayat Allah (firman-Nya), kemudian kita pelajari semua ciptaan-Nya, maka terdapat keserasian antara yang disampaikan dalam Al-Qur’an dengan alam semesta ciptaan-Nya.

D. Penutup

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan (Allah SWT). Allah mengajarkan kepada manusia ilmu, baik langsung atau tidak langsung.

2. Disamping Allah menjadi sumber ilmu, Allah juga menjadikan ayat-ayat-Nya dan ciptaan-Nya sebagai sumber ilmu.

3. Apa yang dikatakan dalam ayat-ayat-Nya dan apa yang ada pada ciptaan-Nya terdapat kesesuaian.

4. Masih banyak isyarat-isyarat baik yang dalam Al-Qur’an maupun yang ada pada ciptaan-Nya yang belum terungkap oleh manusia.

5. Ayat-ayat Allah itu ada 2 macam, pertama, ayat Qauliyah (Qur’aniyah) kedua ayat kauniyah yaitu alam jagad raya mari kita lihat bentuk ayat Allah lewat cuplikan Film ini.




[1] Musthafa Mahmud, Islam Sebuah Kajian Filosofis, Penerjemah Mustolah Maufur, judul asli “Al-Islam…. Ma Huwa?”, Cet. ke-1, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara), h. 85

[2] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 91

[3] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

[4] Ibid., h. 54

[5] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 110

[6] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

[7] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.

[8] takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

[9] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.

[10] maksud dari padanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.

[11] menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

[12] ialah bukit Quzah di Muzdalifah.

[13] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

[14] [1603] riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.

[15] [1604] sebagian Mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.

[16] Anas Abdul Hamid Al Quz, Ibnu Qayyim Berbicara tentang Manusia & Semesta, Penerjemah Luqman Hakim dan Abu Nadia Ahmad, judul asli “Ta’ammulaat Ibnul Qayyim fiil Anfus wal Aafaaq”, Cet. ke-1, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), h. 15

Komentar :

ada 0 komentar ke “Tuhan,ayat-ayat-Nya dan Ciptaan-Nya Sebagai Sumber Ilmu”

Reader Community

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra