Oleh: Riwayat
(Mhs.Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang)
pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, serta Allah telah mengunci mati pendengaran hatinya lalu meletakkan tutupan atas penglihatannya. siapakah yang akan memberi petunjuk sesudah Allah membiarkan sesat? mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs.Al-jatsiyah:23) berbagai bentuk ibadah dalam Islam mengarah pada upaya menundukkan hawa nafsu, seperti puasa, zakat, haji, salat hidup hemat, zikir kesemua itu menunjukkan sebuah upaya untuk mengelola hawa nafsu, mengendalikannya agar menjadi nafsu yang mendapat rahmat.
dalam al-Quran hawa nafsu secara umum dapat dibagi menjadi tiga, pertama nafsu ammarah, yaitu nafsu jelek, serakah, nafsu yang hanya mencari kesenganan sendiri, kesenangan sesaat, bersifat lahiriah belaka. kaum sufi menyebut nafsu ammarah dengan nafsu sabuiyah,yaitu nafsu yang mempunyai potensi kebinatangan. kedua nafsu lawwamah,yaitu nafsu yang selalu menyesali diri, nafsu jenis ini tidak jauh berbeda dengan nafsu ammarah ,seseorang yang dikuasai oleh nafsu lawwamah mau mengakui kesalahannya, menyesali dirinya. al-Ghazali menamakan nafsu ini dengan nafsu syaitaniyah.
ketiga adalah nafsu mutmainnah yaitu nafsu yang terkendali, nafsu yang dikendalikan oleh akal sehat, hati nurani.
05 November 2007
Hawa Nafsu Dalam al-Quran
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar