Apapun alasan dan penyebabnya, pemalsuan hadis sudah sedemikian marak tak terkendali dan mencapai batas membahayakan kemurnian agama….
Apapun penyebabnya, hadis-hadis palsu ternyata telah membanjiri pasar-pasar hadis di berbagai kota ilmu Islam, tak terkecuali kota suci Madinah….
Apapun penyebabnya, berprofesi sebagai pembuat hadis palsu kian digemari banyak kalangan, tak terkecuali kaum Shalihin dan para pemuja sufisme ….
Apapun penyebabnya, akhirnya hadis palsu lebih diminati para pemulung hadis dan pemburu sunnah….
Betapapun usaha telah dicurahkan, tetap saja mencari hadis shahih di antara tumpukan hadis-hadis palsu hampir terasa mustahil dan membuat banyak pihak berputus asa… ia lebih langka dari sehelai bulu putih di atas punggung kuda hitam…. Ia lebih langka dari al kibrît al Ahmar ….
Kini dunia hadis Ahlusunnah telah kebanjiran hadis-hadis palsu dan mengalami krisis hadis shahih….
Itulah kira-kira dirasakan Imam Ahlusunnah, imam Dâr al Hijrah; Imam malik ibn Anas…
Banyak riwayat terpercaya melaporkan bahwa Imam Malik telah menghafal tidak kurang dari 100.000 hadis…. Dari jumlah itulah ia menyusun kitab Muwaththa’nya yang sangat ia bangakan dan juga dibanggakan para ulama; para fakih dan muhaddis Ahlusunnah, seperti Imam Syaf’iI dll.
Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang banjir hadis di dunia hadis Ahlusunnah…
Jalaluddin as Suyuthi –seorang ulama, pakar haddis, ahhli fikih, dan bahasa- meraangkum laporan untuk kita dalam mukaddimah syarah Muwaththa’nya yang ia beri judul Tanwîr al Hawâlik….
- Qadhi Abu Bakar ibn al Arabi meriwayatkan dalam syarahh at Turmudzi dari Ibnu Hubâb bahwa Malik telah meriwayatkan seratus ribu hadis. Ia menghimpunnya dalam Muwaththa’ sebanyaak sepuluh ribu, kemudian ia terus-menerus menyocokkannya dengan Al Qur’an dan Sunnah dan menguji kualitasnya dengan atsâr dan akhbâr, sehingga ia kembali (hanya menerima) lima ratus hadis saja.”
- Al Kiya al Harâsi berkata, Sesungguhnya Muwaththa’ Malik terdiri dari sembilan ribu hadis, kemudian ia (Malik) terus-menerus memilih dan memilah sehingga tersisa hanya tujuh ratus hadis.”
- Abu al Hasan ibn Fihr, meriwayatkan dari ‘Atîq ibn Ya’qub, ia berkata, “Malik memuat sekirat 10.000 hadis dalam Muwaththa’, lalu ia senantiasa menelitinya setia tahun, dan ia mengugurkan bagian-bagian tertentu darinya, sehingga tersisa yang sekarang ini.”
- Sulaimn ibn Bilâl berkata, “Malik menulis Muwaththa’ dan di dalamnya terdapaat empat ribu hadis atau lebih, dan ketika ia mati yang tersisa hanya seribu hadis lebih sedikit. Setiaap tahun ia menyortirnya dan menyisakan yang dalam hematnya mengandung maslahat buat kaum Muslimin dan sesuai untuk agama.”
(Baca Tanwîr al Hawâlik,1/6 mukaddimah III)
Dari paparan di atas dapat kita saksikan betapa hadis palsu telah membanjiri dunia hadis Ahlusunnah…. Dari seratus ribu hadis yang diriwayatkan Malik dari para masyâikhnya, yang hampir keseluruhannya adalah berasal dari kota Madinah, ternyata Malik hanya mampu menyisakan sekitaar 1000 hadis saja… itu pun masih ternyata masih banyak yang tidak layak dikelompokkan sebagai hadis shahih!! Sehingga ada yang mengatakaan andai kematian Imam Malik ditangguhkan hingga setahun kemudian kuat kemungkinan ia akan menggugurkan seluruh isi kitab Muwaththa’ yang ia tulis selama empat puluh tahun itu. (Tentang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kitab Muwaththa’nya, baca Tanwîr al Hawâlik,1/6)
Ini semua bukti nyata bahwa hadis-hadis palsu telah membanjiri dunia hadis Ahlusunnah dan mereka sedang menghapi krisis hadis yang sangat serius!
Lalu, apa tidak mungkin hadis-hadis yang sekarang beredar atas nama agama itu adalah sebagian dari hadis-hadis palsu yang dibuang Imam Malik itu?
Siapa tau?
Kalau Imam Malik saja sudah kehilangan kepercayaan terhadap 99 persen hadis yang ia riwayatkan sendiri dari paara masyâikhnya, lalu kini apa yang masih bisa dipercaya?
Dari 100.000 hadis ternyata hanya 1000 yang dapat selamat!
Komentar :
Posting Komentar